OPINI RISKY


Sabtu, 23 Mei 2020
Sabtu pagi ada kabar yang kurang enak di lingkungan kami. Salah seorang warga diinformasikan positif Covid 19. H-1 lebaran. Beliau tidak memiliki tanda atau ciri terkena virus tersebut. Jadi, bisa disebut OTG (Orang Tanpa Gejala).

Beberapa hari setelah itu, beliau di isolasi di suatu lokasi yang jauh dari lingkungan ini. Keluarganya yang terdiri atas istri dan kedua anaknya juga ikut diperiksa. Entah hasilnya positif atau negatif, tapi mereka juga di isolasi. Beredar identitas keluarga tersebut di sosial media. Banyak yang menghujat, mencibir dan menerka nerka. Padahal mereka sudah di isolasi, sudah tidak di rumahnya sendiri. Apakah pasien yang terkena covid adalah suatu aib? ko tega ya yang berbuat jahat bahkan sampai share Kartu Keluarganya.

Beberapa hari kemudian ada rapid test di lingkungan rt. 30 orang terdaftar di test secara bergantian. Hasilnya, ada 9 orang yang reaktif. Mereka seharusnya menjalani isolasi mandiri. Tapi satu diantaranya yang aku tahu justru berjalan jalan di lingkungan. Entah apa yang ada di pikirannya. Aku sebagai tetangganya hanya ah ya sudahlah suka suka dia. Aku melihatnya dari balkon rumah. Kalau kalian yang lihat mau bilang apa?

Senin, 1 Juni 2020
Ada rapat di desa, yang hasil akhirnya menyatakan bahwa rt ini akan di karantina. Disaat banyak berita yang mneyebutkan Bandung Barat sudah termasuk zona biru, justru di dalamnya ada rt yang akan di karantina. Kebijakan ini dari provinsi katanya. 

Selasa, 2 Juni 2020
Dilaksanakan swab test kurang lebih terhadap 200 orang di rt sini. Oke, tujuannya tentu baik. Apakah warga sini terpapar juga atau tidak setelah ada 1 warganya positif covid. Di daerah kalian bagaimana? Apakah ada swab masal juga jika ada 1 warganya yang terkena covid?
Hal yang membuatku risih disini adalah tersiar broadcast kalau wara rt disini banyak yang positif, makanya di swab test masal. 
Ko risky tau beritanya? iyaa aku baca broadcastnya dari temen yang dapet broadcastnya. Padahaaaaal yaa.. kan swab testnya baru berlangsung. Belum ada hasilnya juga. Warga yang positif juga udah di isolasi. Keluarganya pun juga sama. Terus itu dia yang broadcast pertamanya cenayang apa gimana ya. Ko bisa sih kasih info ke wilayah luar info yang ngga bener adanya. Sedih pas tau infonya, karena info yang di share ngga bener ngga sesuai.
Mulai banyak cerita nih dari orang orang kalau mereka dapat chat atau setiap ketemu orang ditanya darimana. Ada beban psikologis karena disudutkan. 

Rabu, 3 Juni 2020
Mulai hari ini wilayah rt di karantina. Katanya, akan dapat bantuan berupa nasi kotak sehari 3 kali sesuai jumlah warga yang ada. Sebagai pengganti karena kami tidak bisa beraktivitas. Tapi nyatanya, kami dapat 1 nasi kotak yang datangnya sekitar pukul 15.30 wib. Jumlahnya 1 untuk setiap rumah.
Bukan, bukan maslaah nasi kotaknya.
Tapi komitmen dan peraturan karantinanya yang menurutku aneh dan tidak relevan.
Warga sini masih bisa beraktivitas sepert biasa (dengan protokol kesehatan tentunya seperti pakai masker jika keluar, jaga jarak dll). Ada pembatasan aktivitas tapi beberapa orang juga jadi terganggu dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Tetanggaku ada yang tukang bangunan. Disuruh pulang lagi, karena sudah tersebar informasi dia berada di wilayah zona merah. Informasi darimana sih?
Mamah beli sayur, ditanya orang dari rt mana? yang tetangganya kena covid bukan? heyyyy yang positifnya juga udah di karantina dari bulan Mei. Rumahnya juga jauh jauhan.
Aku, dapet chat sama dm. Katanya mereka dapet broadcast kalau di wilayahku banyak yg postifi covid. Whohoooo beritanya luar biasa ya. Kan swab testnya juga baru kemarin. Belum ada hasilnya.

Kamis , 4 Juni 2020
Berseliweran berita di dunia maya bahwa rt yang di karantina membutuhkan bantuan karena nasi kotak dari pemerintah tidak mencukupi kebutuhan. Jreng jreeeng.. aku malu rasanya. O,ya fyi warga rt disini terdapat 200kk dengan 735 warga. Cukup banyak kan. Dan ternyata infonya nasi kotak yang tersedia hanya sekitar 200an. Ada foto bapak di beita dunia maya. Aku tanya, ko mau sih di foto buat masuk berita? Bapak engga tau kalau itu akan masuk berita. Orang yang potret bilangnya buat laporan kalau warga sudah menerima bantuan. Kalian tau judul beritanya apa?
"Waduh!!! 735 warga Tanimulya KBB Yang di isolasi Ternyata Tidak Semua Mendapatkan Makan, Kades Buka Donasi"
Ada yang sepemikiran sama aku ngga sih? 
Alhamdulillah aku masih  dikasih rejeki, dikasih cukup sama Allah, begitu juga tetangga tetanggaku. Bisa belanja bisa masak buat makan sehari hari. Tapi nama lingkungan rt kami masuk berita dengan isi berita yang menurutku ngga relevan. Aku kesel baca beritanya.

Jumat, 5 Juni 2020
Banyak wartawan yang berkeliaran sekarang. Mereka cari pa rt. Mereka nanya nanya tentang nasi kotak yang dibagikan. Plis atulaaaah, ini bukan maslaah nasi kotak. Hasil swab juga belum keluar sampai sekarang. Dan aku juga baru tau ternyata warganya emang ngga kompak. Ada kami yang merasa malu dengan berita seperti itu. Tapi ada juga yang bangga karena terkenal masuk media. Senang karena bisa dapat bantuan nasi kotak. 
Tersebar broadcast, akupun dapet. Ada yang open donasi untuk kami warga rt sini yang sedang di isolasi. Informasi apalagi ini ya ampuun....
Ko bisa sih ada orang orang yang memnafaatkan situasi seperti ini? 
Oke, opiniku bisa saja salah. Mungkin banyak juga yang tidak sependapat, tapi semua orang bisa bersuara bukan? dan ini suaraku.
Aku gemes, tapi aku ngga bisa ngapa ngapain dengan berita yang sudah tersebar ke luar sana.
Aku gatau nih nulis tulisan gini apakah akan dapet tanggepan yang kaya gimana. Yang jelas aku greget ajaaa.. Buat yang dapet broadcastnya dan mau donasi, aku bilang mendin ngga usah :(
kasih aja buat mereka yang lebih perlu dan membutuhkan.
Tolong doain ya, biar semua sehat dan pandemi ini segera berlalu. Biar semua baik baik aja kembali ke sedia kala. 


*perlu aku cantumin berita yang aku baca ngga? ah tapi ngga usahlah tar pv mereka tambah naik.


-Tulisan ini akan di update-